Primary Navigation

FCL Container: Pengertian, Cara Kerja & Panduan Lengkap

FCL Container menjadi relevan ketika bisnis mulai tumbuh dan kebutuhan pengiriman tidak lagi sebatas beberapa dus kecil lewat kurir. Tiba-tiba Anda harus mengirim puluhan pallet, mesin berat, atau satu batch produksi penuh ke kota lain atau bahkan pulau lain. Di titik inilah pertanyaan klasik muncul: “Lebih tepat pakai FCL atau LCL?”

Jawabannya tidak sesederhana “mana yang lebih murah”. Pilihan antara FCL Container dan LCL memengaruhi keamanan barang, lead time, struktur biaya, hingga kelancaran supply chain Anda. Jika keputusan salah, kerugian tidak hanya muncul dalam bentuk angka, tetapi juga stok kosong di gudang pelanggan.

Artikel ini membongkar FCL secara menyeluruh: mulai dari definisi, “4 pilar FCL”, perbedaan teknis dengan LCL dan FTL/LTL, cara perhitungan, dokumen yang terlibat, hingga bagaimana FCL bekerja di ekosistem logistik modern bersama SPIL.

Apa Itu FCL Container?

FCL adalah singkatan dari Full Container Load. Dalam pengiriman laut, istilah ini berarti satu kontainer (20ft, 40ft, atau 40ft High Cube) diisi oleh barang milik satu pengirim saja. Kontainer tersebut tidak dicampur dengan barang dari shipper lain.

Dengan kata lain, FCL bukan sekadar “kontainer penuh”. FCL adalah konsep ownership dan kontrol: satu pengirim, satu kontainer, satu alur tanggung jawab.

Ketika Anda mengirim 1×20’ atau 1×40’ dan booking-nya tercatat sebagai FCL, maka:

  • Kontainer hanya berisi barang Anda.
  • Segel (seal) kontainer diterapkan setelah stuffing dan hanya dibuka di tujuan.
  • Risiko tercampur barang dengan shipper lain praktis hilang.

Apa Arti “40 FCL”?

Istilah yang sering muncul di penawaran adalah “40 FCL”. Ini biasanya berarti pengiriman menggunakan 1 × 40ft container full load. Dalam praktik, perusahaan bisa mengirim 1×40, 2×40, atau kombinasi lain tapi satuan dasarnya tetap “kontainer penuh per unit”.

Empat Pilar FCL: Framework Praktis

Dari sudut pandang operasional, FCL Container berdiri di atas empat pilar utama. Memahami ini membuat keputusan logistik lebih rasional, bukan sekadar mengikuti kebiasaan.

Ownership

Satu kontainer = satu shipper. Kendali penuh atas isi kontainer mempermudah penataan barang, asuransi, hingga klaim jika terjadi kerusakan.

Integrity

Kontainer disegel setelah stuffing, dan idealnya segel baru dibuka di tujuan. Selama seal utuh, integritas muatan lebih terjamin.

Security

Karena tidak ada barang pihak lain di dalam kontainer, risiko salah kirim, tertukar, atau cross-contamination jauh lebih rendah dibanding LCL.

Predictability

FCL tidak bergantung pada proses konsolidasi seperti LCL. Kontainer bisa langsung diangkut begitu selesai stuffing dan siap mengikuti jadwal kapal. Ini meningkatkan prediktabilitas lead time.

Ukuran Kontainer yang Umum Digunakan untuk FCL

Secara praktis, FCL memanfaatkan tiga tipe kontainer dry paling umum: 20ft, 40ft, dan 40ft High Cube (40HC). Memahami ukurannya membantu menghitung volume dan berat yang layak.Kontainer 20 Feet (20’ Standard)

Parameter Nilai
Panjang dalam ± 5,90 m
Lebar dalam ± 2,35 m
Tinggi dalam ± 2,39 m
Volume ± 33,2 m³
Payload (muatan bersih maksimum) ± 28,3 ton

Biasanya dipakai untuk barang padat dan berat seperti besi, semen, keramik, atau mesin.

Kontainer 40 Feet (40’ Standard)

Parameter Nilai
Panjang dalam ± 12,03 m
Lebar dalam ± 2,35 m
Tinggi dalam ± 2,39 m
Volume ± 67,7 m³
Payload sekitar 26–28 ton

Lebih ideal untuk barang volumetrik dalam jumlah besar seperti produk FMCG, tekstil, maupun produk ritel.

Kontainer 40 Feet High Cube (40HC)

Parameter Nilai
Tinggi dalam ± 2,70 m
Volume ± 76,2 m³

Kapasitas vertikal ekstra sangat berguna untuk barang tinggi atau stacking pallet tambahan, selama tidak melampaui batas berat.

FCL vs LCL: Perbedaan Teknis yang Harus Dipahami

Di permukaan, perbedaan FCL dan LCL tampak sederhana: satu kontainer utuh vs gabungan beberapa shipper. Namun di lapangan, bedanya jauh lebih kompleks.

Aspek FCL (Full Container Load) LCL (Less than Container Load)
Kepemilikan muatan per kontainer 1 shipper per kontainer Banyak shipper dalam satu kontainer
Keamanan & integritas barang Sangat tinggi, tidak bercampur Lebih rentan tercampur atau tertukar
Lead time Lebih stabil, tidak perlu konsolidasi Dipengaruhi proses konsolidasi & deconsolidasi
Biaya per unit Efisien untuk volume menengah–besar Efisien untuk volume kecil
Risiko handling tambahan Lebih sedikit (stuffing–stripping di titik awal/akhir) Lebih banyak (di CFS/warehouse konsolidator)

Secara singkat: jika volume atau nilai barang Anda sudah cukup besar, terus-menerus memakai LCL justru memboroskan waktu dan biaya. Di titik itu, FCL adalah upgrade logis.

LCL Itu Apa? dan Bagaimana Perhitungannya?

Untuk memahami keunggulan FCL, kita harus mengerti dulu cara kerja LCL. LCL adalah metode di mana barang dari beberapa pengirim dikumpulkan di gudang konsolidator, lalu dimuat bersama ke dalam satu kontainer.

Cara Menghitung Tarif LCL (Gambaran Umum)

LCL umumnya dihitung berdasarkan CBM (Cubic Meter) atau berat aktual—mana yang lebih tinggi setelah dikonversi. Rumus dasarnya:

  • Volume (CBM) = (Panjang × Lebar × Tinggi dalam meter)
  • Biaya = CBM × tarif per CBM

Biasanya ada:

  • Minimum charge (misalnya minimum 1 CBM meskipun volume lebih kecil),
  • Biaya dokumentasi & handling di CFS,
  • Potensi biaya tambahan jika barang oversize atau membutuhkan penanganan khusus.

LCL garis besarnya murah di depan, tetapi begitu volume Anda membesar dan pengiriman rutin, total biaya dan waktu bisa kalah efisien dibanding FCL.

NW, GW, dan CBM: Istilah yang Sering Membingungkan

  • NW (Net Weight) – berat bersih barang, tanpa kemasan.
  • GW (Gross Weight) – berat barang + kemasan/pallet.
  • CBM (Cubic Meter) – volume barang dalam meter kubik.

Dalam FCL, yang lebih sering diperhatikan adalah:

  • CBM total (untuk menentukan apakah cukup masuk 20ft/40ft/40HC),
  • Gross Weight per kontainer (untuk memastikan tidak overweight terhadap batas kontainer dan trailer).

Dalam LCL, CBM dan berat menjadi dasar penentuan tarif per unit.

FCL vs FTL dan LTL: Analoginya di Moda Darat

Sebagian orang bingung antara istilah laut dan darat. Di dunia trucking, ada istilah:

  • FTL (Full Truckload) satu truk diisi barang satu pengirim.
  • LTL (Less than Truckload) truk diisi barang dari beberapa pengirim.

Analogi sederhananya:

  • FCL ≈ FTL satu kontainer, satu pemilik barang.
  • LCL ≈ LTL ruang angkut dibagi beberapa shipper.

Analogi ini membantu menjelaskan FCL kepada tim non logistik di perusahaan, misalnya tim sales atau finance.

Proses Operasional FCL: End-to-End

Sekarang kita masuk ke bagian teknis. Inilah alur FCL Container dari awal hingga akhir.

Perencanaan & Booking

Shipper menentukan:

  • volume & berat barang,
  • tujuan & rute pelayaran,
  • jadwal keberangkatan kapal yang diinginkan.

Dari situ diputuskan pakai kontainer 20ft, 40ft, atau 40HC, lalu dilakukan booking ruang di kapal.

Penentuan Tipe FCL (CY–CY, Door–CY, Door–Door)

  • CY–CY: shipper kirim dan ambil kontainer di Container Yard pelabuhan.
  • Door–CY: kontainer diantar dari gudang shipper ke CY tujuan.
  • Door–Door: kontainer diantar penuh dari gudang asal ke gudang tujuan.

Pengambilan Kontainer Kosong dari Depot

Truk trailer mengambil kontainer kosong dari depo yang ditunjuk. Kondisi kontainer dicek—baik lantai, dinding, maupun pintunya—agar layak stuffing.

Stuffing di Gudang/Pabrik

Di sinilah kualitas FCL sangat ditentukan:

  • Barang disusun sesuai rencana loading (loading plan).
  • Barang berat ditempatkan di bawah, barang ringan di atas.
  • Barang diikat (lashing) agar tidak shifting.
  • Setelah penuh, pintu ditutup dan diberi seal number.

Trucking ke Pelabuhan

Trailer membawa kontainer menuju terminal peti kemas. Di sinilah pertanyaan “FCL tutup jam berapa?” menjadi relevan.

FCL Tutup Jam Berapa?

Cut-off time FCL ditentukan oleh terminal dan jadwal kapal. Biasanya:

  • Kontainer harus sudah gate-in beberapa jam atau 1 hari sebelum kapal berangkat.
  • Jika terlambat, kontainer bisa tertinggal dan masuk jadwal kapal berikutnya.

Karena itu, koordinasi antara shipper, trucking, dan pihak pelayaran sangat krusial.

Gate-in, Penumpukan, dan Loading ke Kapal

Setelah masuk gerbang terminal (gate-in), kontainer akan:

  • Dicek dokumen dan kondisi fisiknya.
  • Ditumpuk di yard bersama kontainer lain sesuai rencana muat.
  • Naik ke kapal menggunakan container crane saat jadwal loading.

Ocean Freight

Kontainer dikirim menggunakan kapal peti kemas menuju pelabuhan tujuan. Selama perjalanan, posisi kapal biasanya bisa dilacak melalui sistem digital.

Gate out dan Delivery ke Penerima

Di pelabuhan tujuan, kontainer:

  • dilunaskan biaya pelabuhan & dokumentasi,
  • diambil oleh truk,
  • diantar ke gudang penerima untuk stripping (unloading isi kontainer).

Dokumen Penting dalam Pengiriman FCL

Secara operasional, pengiriman FCL biasanya melibatkan:

  • Shipping Instruction (SI) – instruksi resmi dari shipper berisi detail muatan.
  • Bill of Lading (B/L) – dokumen utama sebagai bukti kontrak pengangkutan.
  • Manifest – ringkasan muatan kapal yang dilaporkan ke otoritas.
  • Invoice & Packing List – detail nilai dan isi muatan.
  • Seal number – nomor segel yang dicatat di B/L.
  • Pre-gate / EDI file – data elektronik ke terminal pelabuhan.

Dalam sisi keuangan, “FCL” biasanya muncul sebagai:

  • item biaya freight dalam invoice logistik,
  • satuan per kontainer (misalnya biaya per 1×20’ FCL atau 1×40’ FCL).

Risiko dalam FCL dan Cara Menguranginya

Overweight

Kapasitas kontainer, trailer, dan jalan raya berbeda. Mengisi kontainer sesuai kapasitas maksimum pabrik belum tentu legal di jalan. Solusinya: selalu cek:

  • payload kontainer,
  • batas muatan sumbu kendaraan (aturan Kemenhub),
  • batas jalan di rute yang akan dilewati.

Shifting Load

Barang yang tidak diikat dengan benar bisa bergeser saat kapal oleng. Gunakan pallet, blocking, bracing, dan lashing yang memadai.

Seal Rusak atau Tidak Sesuai

Seal number harus sama dengan yang tercantum di B/L. Perbedaan angka dapat memicu pemeriksaan tambahan di pelabuhan tujuan.

Misdeclared Cargo

Deklarasi barang yang tidak tepat (terutama untuk dangerous goods) dapat:

  • membahayakan kapal dan kargo lain,
  • mengundang penalti dari otoritas,
  • menghambat proses klaim asuransi.

Kapan Harus Beralih dari LCL ke FCL?

Tidak ada satu angka ajaib untuk semua bisnis, tetapi beberapa indikator kuat adalah:

  • Volume LCL Anda sudah mendekati atau melebihi 15–18 m³ secara konsisten.
  • Nilai barang tinggi sehingga risiko tercampur atau terlambat sangat merugikan.
  • Pengiriman dilakukan rutin dan terjadwal (mingguan/bulanan).
  • Anda membutuhkan lead time yang lebih stabil.

Saat kondisi-kondisi ini terpenuhi, FCL hampir selalu lebih ekonomis dan lebih aman dibanding LCL.

Peran FCL Container dalam Supply Chain Perusahaan

Memilih FCL bukan hanya soal tarif pengiriman. Keputusan ini menyentuh:

  • Stabilitas stok di gudang tujuan.
  • Kecepatan perputaran barang (inventory turnover).
  • Biaya simpan di gudang (storage cost).
  • Reputasi layanan Anda di mata pelanggan.

Dengan FCL, perusahaan dapat:

  • mengatur jadwal stuffing dan pengiriman lebih presisi,
  • mengurangi risiko delay karena konsolidasi,
  • memiliki visibilitas lebih baik terhadap pergerakan barang.

FCL dalam Ekosistem Operasional SPIL

FCL baru benar-benar efektif jika didukung ekosistem logistik yang solid. Di sinilah peran SPIL menjadi menarik.

Dalam konteks FCL Container, ekosistem SPIL terdiri dari:

  • Depot kontainer – menyediakan kontainer 20ft, 40ft, dan 40HC yang siap stuffing.
  • Truk trailer 20/40 feet – mengangkut kontainer dari depot ke gudang dan sebaliknya.
  • Pelabuhan & terminal peti kemas – terkoneksi dengan jadwal kapal SPIL.
  • Kapal peti kemas terjadwal – menghubungkan rute-rute utama di Indonesia.
  • Platform digital – membantu pemesanan dan pelacakan pengiriman.

Dengan seluruh komponen ini berada di dalam satu jaringan, pengiriman FCL tidak lagi terasa seperti mengurus banyak pihak terpisah. Alurnya lebih singkat, koordinasinya lebih sederhana.

Rute-Rute FCL yang Umum Dilayani

FCL paling sering digunakan pada koridor logistik besar, misalnya:

  • Jalur Jawa – Kalimantan (mis. Surabaya – Balikpapan, Surabaya – Samarinda).
  • Jalur Jawa – Sulawesi (mis. Surabaya – Makassar).
  • Jalur Jawa – Sumatra (mis. Jakarta – Medan, Jakarta – Batam).
  • Jalur Jawa – Indonesia Timur untuk pengiriman proyek dan distribusi ritel.

Pada rute-rute seperti ini, FCL memberikan kombinasi terbaik antara volume, biaya, dan keandalan.

Mengapa FCL Container Lebih Efektif dengan Ekosistem SPIL

Pada titik tertentu, pertanyaan Anda bukan lagi “FCL atau LCL?”, tapi:
“Siapa yang bisa mengelola seluruh proses FCL saya dari ujung ke ujung tanpa saya harus memikirkan detail teknis setiap hari?”

FCL hanya akan bekerja optimal kalau:

  • kontainer yang dikirim layak dan siap stuffing,
  • trucking terjadwal dengan baik dan paham cut-off time pelabuhan,
  • kapal berlayar sesuai jadwal,
  • informasi pergerakan barang dapat dipantau dengan jelas.

Dengan ekosistem yang mencakup depot, truk, pelabuhan, kapal, dan dukungan digital, SPIL menjadikan FCL Container bukan sekadar layanan pengiriman, tetapi alat strategis untuk menata ulang supply chain bisnis Anda agar lebih stabil, aman, dan efisien.

Jika Anda mulai merasa bahwa LCL tidak lagi cukup untuk volume bisnis yang terus tumbuh, saatnya mempertimbangkan FCL container yang dikelola dalam ekosistem terintegrasi.
Di situ, SPIL dapat menjadi partner yang membantu Anda melangkah ke level berikutnya dalam manajemen logistik antarpulau.

🚀 Siap Optimalkan Shipping Bisnis Anda?

Hubungi tim kami untuk konsultasi mengenai bagaimana solusi shipping. Kami dapat disesuaikan untuk kebutuhan bisnis Anda. Cek harga sekarang dan dapatkan diskonnya (hanya 1 menit)!!!


Bahtiyar Hidayat

Bahtiyar Hidayat

Bahtiyar adalah Digital Marketing Manager di PT Salam Pacific Indonesia Lines. Ia memiliki ketertarikan besar pada tren terbaru di dunia shipping dan logistik, serta bagaimana teknologi dapat menghadirkan solusi lebih efisien bagi pelanggan. Melalui tulisan-tulisan di blog SPIL, Bahtiyar berbagi wawasan, informasi terkini, dan tips praktis untuk membantu pembaca memahami perkembangan industri logistik dengan lebih mudah. Temukan lebih banyak tentang Bahtiyar di LinkedIn.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cek Harga & Route. Langsung Dapat Diskon

X