FOB Destination Point adalah istilah penting dalam dunia logistik, ekspor-impor, dan distribusi barang. Istilah ini sering muncul di faktur maupun kontrak pengiriman untuk menjelaskan siapa yang bertanggung jawab atas biaya dan risiko selama proses pengiriman. Namun, banyak pelaku bisnis dan UKM masih bingung, apa sebenarnya arti FOB Destination Point dan bagaimana pengaruhnya terhadap tanggung jawab pengiriman serta biaya logistik?
Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap dan mudah dipahami: mulai dari pengertian, perbedaan dengan FOB Shipping Point, contoh nyata, hingga bagaimana sistem ini diterapkan oleh perusahaan logistik seperti SPIL (Salam Pacific Indonesia Lines).
Apa yang Dimaksud dengan FOB Destination Point
Mari mulai dengan dasar paling penting. FOB adalah singkatan dari Free On Board, istilah dalam perdagangan yang menjelaskan siapa yang menanggung biaya dan risiko selama pengiriman barang.
Arti Lengkap FOB Destination Point
FOB Destination Point adalah penjual bertanggung jawab atas biaya, risiko, dan kepemilikan barang hingga barang tersebut tiba di lokasi pembeli (destination point). Dengan kata lain, selama barang masih dalam perjalanan, penjual menanggung semua biaya dan risiko kerusakan atau kehilangan.
Rangkuman Sederhana:
- FOB = Free On Board (penyerahan bebas di atas kapal).
- Destination Point = titik tujuan pembeli.
- Maknanya: Penjual memikul tanggung jawab penuh sampai barang diterima pembeli.
Dalam praktiknya, sistem ini sering digunakan dalam kontrak jual beli domestik dan pengiriman e-commerce untuk menghindari sengketa logistik antara penjual dan pembeli.
Mengapa Konsep FOB Penting dalam Logistik
Dalam rantai pasok logistik, kejelasan tanggung jawab pengiriman adalah hal vital. Bayangkan dua skenario berikut:
Skenario A (tanpa sistem FOB)
- Barang rusak di tengah jalan.
- Pembeli dan penjual saling menyalahkan.
- Tidak jelas siapa yang harus menanggung kerugian.
Skenario B (menggunakan FOB Destination Point)
- Penjual menanggung tanggung jawab penuh hingga barang tiba.
- Pembeli merasa aman karena risiko tidak dibebankan kepadanya.
- Hubungan bisnis lebih sehat dan transparan.
Kesimpulannya:
Sistem FOB membantu menetapkan tanggung jawab dan titik risiko dengan jelas antara penjual dan pembeli.
Apa Itu Titik Pengiriman FOB (Transfer of Risk Point)
“Titik pengiriman FOB” adalah lokasi di mana risiko berpindah tangan dari penjual ke pembeli. Ini disebut juga transfer of ownership point. Dalam sistem FOB Shipping Point, titiknya berada di gudang asal atau pelabuhan keberangkatan penjual. Sedangkan pada FOB Destination Point, titik pengalihan berada di lokasi pembeli.
Contoh praktis:
FOB Surabaya Port Destination: Jayapura Warehouse.
Artinya penjual menanggung biaya dan risiko sampai barang tiba di Jayapura.
Pemahaman titik ini sangat penting untuk menentukan:
- Siapa yang menanggung biaya pengiriman,
- Kapan risiko berpindah,
- Kapan pendapatan dicatat dalam akuntansi, dan
- Siapa yang bertanggung jawab bila terjadi kerusakan.
Perbedaan FOB Shipping Point dan FOB Destination Point
Perbedaan mendasar antara kedua istilah ini terletak pada siapa yang menanggung risiko dan kapan kepemilikan barang berpindah.
| Aspek | FOB Shipping Point | FOB Destination Point |
|---|---|---|
| Titik penyerahan barang | Di gudang atau pelabuhan asal penjual | Di lokasi pembeli |
| Tanggung jawab biaya | Ditanggung pembeli | Ditanggung penjual |
| Risiko kerusakan barang | Beralih ke pembeli saat dikirim | Tetap di penjual hingga tiba |
| Waktu pencatatan penjualan | Saat barang dikirim | Saat barang tiba di tujuan |
| Cocok untuk | Ekspor besar dan wholesale | E-commerce dan pengiriman domestik |
Ringkasan singkat:
- FOB Shipping Point: risiko di tangan pembeli.
- FOB Destination Point: risiko di tangan penjual.
FOB Shipping Point Ditanggung oleh Siapa?
Dalam sistem FOB Shipping Point, tanggung jawab berpindah ke pembeli segera setelah barang dikirim dari gudang penjual. Artinya:
- Pembeli menanggung biaya pengiriman dan asuransi.
- Risiko kerusakan juga menjadi tanggung jawab pembeli.
- Penjual sudah boleh mencatat penjualan di pembukuan begitu barang dikirim.
Model ini umum digunakan untuk ekspor besar di mana pembeli memiliki sistem logistik sendiri atau ingin mengatur pengiriman dengan tarif pilihan mereka.
Apa Perbedaan Syarat Penyerahan Barang FOB Shipping Point dan FOB Destination Point
Selain titik penyerahan, keduanya juga berbeda dari segi waktu pencatatan akuntansi dan pihak pengatur logistik.
Dalam FOB Shipping Point:
- Barang dianggap diserahkan saat dikirim.
- Pendapatan dicatat lebih awal.
- Risiko cepat berpindah ke pembeli.
Dalam FOB Destination Point:
- Barang baru dianggap diserahkan setelah tiba.
- Pendapatan dicatat lebih lambat.
- Penjual menanggung biaya dan risiko penuh hingga akhir.
Dengan kata lain, FOB Destination lebih menekankan pelayanan dan kepercayaan pelanggan, sedangkan Shipping Point lebih menekankan efisiensi pengiriman.
Contoh Kasus FOB Destination Point
Mari lihat contoh sederhana agar lebih mudah dipahami.
Kasus:
PT Nusantara Jaya menjual 200 unit bahan kimia ke PT Timur Abadi di Ambon dengan syarat FOB Destination Point.
Artinya:
- PT Nusantara Jaya menanggung semua biaya pengiriman, asuransi, dan risiko hingga barang tiba di gudang PT Timur Abadi di Ambon.
- Bila terjadi kerusakan di perjalanan, tanggung jawab ada di pihak penjual.
Pelajaran:
Sistem ini memberikan keamanan lebih kepada pembeli dan membangun reputasi positif bagi penjual.
Kelebihan dan Kekurangan FOB Destination Point
Kelebihan
- Memberi rasa aman bagi pembeli.
- Meningkatkan kepercayaan dan kepastian transaksi.
- Menyederhanakan pengelolaan risiko.
- Cocok untuk B2C, marketplace, dan pengiriman domestik.
Kekurangan
- Beban biaya pengiriman dan asuransi ditanggung penjual.
- Penjual memerlukan sistem logistik yang efisien.
- Tidak cocok untuk volume ekspor besar tanpa kendali rantai pasok.
Namun bagi perusahaan dengan infrastruktur logistik kuat seperti SPIL, sistem ini justru menjadi keunggulan kompetitif.
FOB Destination dalam Perspektif Akuntansi
Zinsser mengajarkan: “Tulis dengan jelas, tapi jangan hilangkan kedalaman.” Dalam akuntansi, perbedaan FOB memengaruhi kapan pendapatan dicatat.
Jika FOB Shipping Point:
Pendapatan diakui saat barang dikirim.
Jika FOB Destination Point:
Pendapatan baru diakui setelah pembeli menerima barang. Hal ini membuat laporan keuangan lebih akurat dalam mencerminkan tanggung jawab dan risiko.
FOB Destination vs CIF (Cost, Insurance, and Freight)
Meskipun mirip, keduanya berbeda konteks.
| Aspek | FOB Destination Point | CIF (Cost, Insurance, Freight) |
|---|---|---|
| Fokus utama | Logistik domestik | Perdagangan internasional |
| Risiko & biaya | Ditanggung penjual hingga tujuan | Ditanggung penjual hingga pelabuhan tujuan |
| Cakupan asuransi | Umumnya domestik | Lebih luas (internasional) |
| Cocok untuk | Distribusi antar-pulau | Ekspor antarnegara |
Jadi, FOB Destination Point sering dipakai untuk pengiriman dalam negeri, sementara CIF dipakai untuk ekspor internasional.
SPIL (Salam Pacific Indonesia Lines) adalah salah satu contoh yang menerapkan keamanan dalam pengiriman:
- Barang dijamin sampai tujuan,
- Tanggung jawab penuh hingga pelanggan menerima,
- Sistem pelacakan digital mySPIL Reloaded memastikan transparansi pengiriman.
Dengan filosofi “Beyond Shipping, Beyond Boundaries”, SPIL membangun model logistik modern yang mengantarkan barang dan rasa aman sekaligus.
FAQ – Pertanyaan yang Sering Diajukan
Q: Apa yang dimaksud dengan FOB Destination Point?
A: Sistem di mana penjual menanggung biaya dan risiko pengiriman hingga barang tiba di lokasi pembeli.
Q: FOB Shipping Point ditanggung oleh siapa?
A: Pembeli. Dalam FOB Shipping Point, pembeli menanggung biaya dan risiko sejak barang dikirim.
Q: Apa perbedaan FOB Shipping Point dan FOB Destination Point?
A: FOB Shipping Point → tanggung jawab di pembeli. FOB Destination → tanggung jawab di penjual.
Q: Apa itu titik pengiriman FOB?
A: Lokasi di mana tanggung jawab dan risiko berpindah tangan dari penjual ke pembeli (pelabuhan asal atau tujuan).
Q: Siapa yang menanggung biaya pengiriman FOB Destination?
A: Penjual menanggung seluruh biaya hingga barang sampai di lokasi pembeli.
Penutup: Mengirim Barang Aman Sampai Tujuan dengan Prinsip FOB
Kini Anda sudah memahami bahwa FOB Destination Point adalah sistem pengiriman yang memberi kejelasan, keamanan, dan kepastian bagi pembeli maupun penjual.
Ingin menerapkan prinsip FOB Destination dalam bisnis Anda?
Percayakan pengiriman ke SPIL (Salam Pacific Indonesia Lines) untuk pengiriman Anda. perusahaan logistik nasional yang memastikan barang Anda sampai tepat waktu, aman, dan transparan.Kunjungi www.spil.co.id atau unduh aplikasi mySPIL Reloaded untuk menghitung biaya, menjadwalkan kapal, dan melacak pengiriman secara real-time.
SPIL: Beyond Shipping, Beyond Boundaries.
Menghubungkan laut, darat, dan digital untuk logistik Indonesia yang pasti.
🚀 Siap Optimalkan Shipping Bisnis Anda?
Hubungi tim kami untuk konsultasi mengenai bagaimana solusi shipping. Kami dapat disesuaikan untuk kebutuhan bisnis Anda. Cek harga sekarang dan dapatkan diskonnya (hanya 1 menit)!!!

Bahtiyar adalah Digital Marketing Manager di PT Salam Pacific Indonesia Lines. Ia memiliki ketertarikan besar pada tren terbaru di dunia shipping dan logistik, serta bagaimana teknologi dapat menghadirkan solusi lebih efisien bagi pelanggan.
Melalui tulisan-tulisan di blog SPIL, Bahtiyar berbagi wawasan, informasi terkini, dan tips praktis untuk membantu pembaca memahami perkembangan industri logistik dengan lebih mudah. Temukan lebih banyak tentang Bahtiyar di LinkedIn.
