Primary Navigation

Mother Vessel: Kapal Induk dalam Logistik Kontainer

Mother Vessel: Kapal Induk dalam Logistik Kontainer. Kapal induk berkapasitas besar—sering disebut mother vessel—menjadi poros arus barang laut, menghubungkan pelabuhan utama dan melayani transfer muatan dengan kapal feeder.

Pembuka: Ritme Laut yang Menyatukan Rantai Pasok

Bayangkan kapal sepanjang empat lapangan bola, mengangkut puluhan ribu TEU. Di pelabuhan hub, sebagian muatan turun, sebagian naik, lalu kapal melaju ke hub berikutnya. Inilah kapal induk—poros yang menjaga arteri perdagangan tetap berdenyut.

Apa yang Dimaksud dengan Kapal Induk?

Mother vessel adalah kapal kontainer berkapasitas besar (umumnya di atas 6.000 TEU) yang berlayar pada rute utama (mainline) menghubungkan hub ports antarnegara/benua. Di setiap hub, kapal ini melakukan transshipment dengan armada feeder yang melayani pelabuhan sekunder.

Kapal induk / mainline vessel
Kapal utama yang membawa volume besar antar hub.
Feeder vessel
Kapal pengumpan yang mengantar/menjemput kontainer dari/ke pelabuhan sekunder.
Transshipment
Perpindahan kontainer dari satu kapal ke kapal lain di pelabuhan hub.

Asal-Usul Istilah & Sistem Hub-and-Spoke

Istilah “mother vessel” menguat sejak era kontainerisasi 1950–1960-an. Model hub-and-spoke membagi peran: kapal besar menghubungkan hub utama, kapal feeder menyebarkan muatan ke pelabuhan sekunder. Hasilnya efisiensi skala—biaya per TEU turun karena volume per pelayaran meningkat.

Peran Kapal Utama dalam Rantai Logistik

  • Jembatan antar hub — mengangkut muatan lintas negara/benua.
  • Efisiensi biaya — kapasitas besar menurunkan biaya per TEU.
  • Orkestrasi distribusi — sinkronisasi jadwal dengan feeder untuk memangkas waktu tunggu.
  • Konektivitas nasional — menopang jaringan domestik yang tersambung ke rute global.

Ukuran & Kapasitas

Ukuran bervariasi menurut rute dan generasi kapal. Rerata spesifikasi industri:

Kisaran ukuran kapal induk
Kategori Kapasitas (TEU) Panjang Lebar (beam) Draft Kecepatan
Regional 6.000–12.000 300–360 m 45–52 m 14–15 m 18–22 knot
Interkontinental 14.000–20.000 360–400 m 52–60 m 15–17 m 20–25 knot
ULCV ≥ 20.000 ≈ 400 m ≈ 61 m ≈ 16 m 20–22 knot

Beberapa unit terbesar dunia mampu membawa ±24.000 TEU. Namun, pelabuhan tujuan harus mendukung kedalaman dan crane berkapasitas tinggi.

Kapal Induk vs Feeder Vessel

Perbandingan fungsi kapal induk dan feeder
Aspek Kapal Induk Feeder Vessel
Fungsi Hub-to-hub (poros utama) Hub-to-spoke (distribusi lokal)
Kapasitas 6.000–24.000 TEU 300–3.000 TEU
Jalur Internasional / lintas benua Regional / antar pulau
Pelabuhan Butuh kedalaman & infrastruktur besar Bisa sandar di pelabuhan dangkal
Tujuan biaya Efisiensi per TEU Konektivitas & jangkauan

Intinya: kapal induk membawa jauh dan banyak; feeder membawa dekat dan tepat.

Operasi, Jadwal, & Sinkronisasi

  1. Pre-stow planning — penataan kontainer agar bongkar-muat cepat di tiap hub.
  2. Window time — jendela waktu tambat; ketepatan feeder memengaruhi dwelling time.
  3. Transshipment — pemindahan ke feeder untuk distribusi regional.
  4. Visibility digital — EDI/API dan pelacakan real time agar stakeholder sinkron.

Gangguan pada salah satu titik—cuaca, antrean, atau dokumen—bisa membentuk efek domino pada seluruh jaringan.

Tantangan Teknis & Biaya

  • Ketergantungan jadwal feeder → potensi demurrage & biaya tambat.
  • Kebutuhan infrastruktur pelabuhan → crane STS, yard, dan kedalaman kolam.
  • Bahan bakar & emisi → transisi ke bahan bakar rendah emisi (LNG/LSFO) dan kecepatan ekonomis.
  • Keamanan muatan → lashing, blocking, dan inspeksi kontainer (tare, payload, segel).

Contoh Alur Operasi (Skenario Indonesia)

Muatan dari pelabuhan sekunder di Indonesia timur dibawa feeder ke hub Makassar/Surabaya. Di sana, kontainer dipindahkan ke kapal hub yang menuju hub internasional (misal Singapura). Dari hub, muatan dialihkan ke rute global atau kembali ke hub domestik lain untuk distribusi ke pulau berbeda. Kunci keberhasilan ada pada perencanaan stowage, ketepatan jadwal, dan visibilitas digital.

FAQ: Kapal Induk Logistik

Apa itu mother vessel dalam pelayaran?

Kapal induk berkapasitas besar di rute utama (hub-to-hub) yang melakukan transshipment dengan kapal feeder.

Bagaimana cara membedakan kapal induk dan feeder vessel?

Lihat kapasitas, rute, dan pelabuhan singgahnya. Kapal utama biasanya >6.000 TEU di rute internasional; feeder 300–3.000 TEU di rute regional.

Seberapa besar kapal induk modern?

Panjang 300–400 m, lebar hingga 60 m, dan mampu membawa 6.000–24.000 TEU, tergantung kelas kapal.

Mengapa tidak semua pelabuhan bisa disinggahi kapal utama?

Karena keterbatasan kedalaman kolam, panjang dermaga, crane, dan fasilitas yard. Pelabuhan sekunder dilayani oleh feeder.

Apa manfaat model hub-and-spoke?

Efisiensi biaya per TEU, konsolidasi muatan, serta jangkauan distribusi luas melalui feeder vessel.

Butuh jaringan pelayaran yang rapi dari hub ke spoke?
SPIL menerapkan ekosistem laut–darat terintegrasi: kapal induk di rute utama, armada feeder untuk pelabuhan sekunder, layanan darat melalui TPIL, serta aplikasi mySPIL untuk booking dan tracking. Konsultasikan rute & jadwal agar muatan Anda tersambung mulus.

🚀 Siap Optimalkan Shipping Bisnis Anda?

Hubungi tim kami untuk konsultasi mengenai bagaimana solusi shipping. Kami dapat disesuaikan untuk kebutuhan bisnis Anda. Cek harga sekarang dan dapatkan diskonnya (hanya 1 menit)!!!


Bahtiyar Hidayat

Bahtiyar Hidayat

Bahtiyar adalah Digital Marketing Manager di PT Salam Pacific Indonesia Lines. Ia memiliki ketertarikan besar pada tren terbaru di dunia shipping dan logistik, serta bagaimana teknologi dapat menghadirkan solusi lebih efisien bagi pelanggan. Melalui tulisan-tulisan di blog SPIL, Bahtiyar berbagi wawasan, informasi terkini, dan tips praktis untuk membantu pembaca memahami perkembangan industri logistik dengan lebih mudah. Temukan lebih banyak tentang Bahtiyar di LinkedIn.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cek Harga & Route. Langsung Dapat Diskon

X