Bingung Perbedaan CDD dan CDE? Kamu sering mendengar istilah CDE (engkel) dan CDD (double) saat ingin mengirim barang? Artikel ini menjelaskan perbedaan keduanya dari arti singkatan, jumlah roda, golongan tol, kapasitas, biaya operasional, sampai kapan sebaiknya memilih salah satunya dengan konteks praktik di jaringan SPIL.
Kenapa Banyak Orang Bingung Perbedaan CDD dan CDE?
Telepon ke ekspedisi untuk menanyakan armada sering berujung pada kalimat, “Kalau barangnya kecil pakai CDE saja, kalau banyak pakai CDD.” Kedengarannya mudah, tetapi keputusan ini berpengaruh pada biaya, keamanan, dan timeline pengiriman. Salah pilih bisa menyebabkan overload, tilang, atau barang tidak muat dan terpaksa melakukan perjalanan ulang.
“Logistik yang baik bukan sekadar memilih truk, tapi memilih ruang yang tepat untuk barangmu.”
Itulah sebabnya SPIL menstandarkan proses perencanaan: cek berat, volume (m³), akses lokasi, jarak, dan jadwal kapal bila lintas pulau. Dari sini baru ditentukan apakah CDE atau CDD yang paling efisien.
Asal Istilah CDE & CDD (Bukan Sekadar Merek)
Istilah CDE dan CDD berawal dari lini kendaraan Mitsubishi Colt Diesel yang populer sejak 1980-an. Karena penetrasinya sangat luas, sebutan ini akhirnya dipakai secara generik di Indonesia untuk menyebut tipe truk, bukan merek. Secara bahasa:
- CDE – Colt Diesel Engkel: Engkel artinya satu gandar belakang. Total roda 6 (2 depan, 4 belakang).
- CDD – Colt Diesel Double: Double artinya dua gandar belakang. Total roda 10 (2 depan, 8 belakang).
Pemahaman asal istilah ini penting agar kamu tidak terkecoh ketika menemukan armada dari merek lain tapi tetap disebut CDE atau CDD oleh operator.
Apa Itu Truk CDE?
CDE adalah truk ringan yang lincah, ekonomis, dan ramah jalan kota. Ia menjadi tulang punggung last-mile dan distribusi antar kota jarak pendek. CDE sering hadir dalam bentuk box tertutup, bak terbuka, atau bahkan reefer (berpendingin) untuk kebutuhan rantai dingin.
Spesifikasi Umum CDE
Parameter | Rentang Umum | Keterangan |
---|---|---|
Kapasitas muatan | 2–4 ton | Ideal untuk barang ringan-sedang |
Panjang bak/box | ± 4–4,5 m | Masuk gang/kompleks |
Volume | ± 12–15 m³ | Tergantung bodi |
Konsumsi solar | 1:8–10 km/l | Lebih hemat dari CDD |
Jumlah roda | 6 (1 gandar belakang) | Sebab disebut engkel |
Kelebihan CDE
- Gesit di jalan sempit dan padat.
- Biaya sewa & tol lebih murah (Golongan II).
- Hemat BBM, cocok untuk rute pendek-menengah.
Keterbatasan CDE
- Kapasitas berat dan volume terbatas.
- Kurang ideal untuk barang tinggi/besar yang butuh ruang panjang.
Apa Itu Truk CDD?
CDD adalah truk menengah dengan dua gandar belakang untuk menopang beban lebih besar. Ukurannya lebih panjang dan tinggi, membuatnya stabil di jalan tol maupun medan menanjak. CDD hadir dalam varian box, bak besi, long, dan reefer.
Spesifikasi Umum CDD
Parameter | Rentang Umum | Keterangan |
---|---|---|
Kapasitas muatan | 5–7 ton | Cocok barang berat/besar |
Panjang bak/box | ± 6–7 m | Varian long bisa lebih |
Volume | ± 24–30 m³ | Hampir 2× CDE |
Konsumsi solar | 1:5–7 km/l | Lebih boros dari CDE |
Jumlah roda | 10 (2 gandar belakang) | Sebab disebut double |
Kelebihan CDD
- Muat banyak dan berat; cocok antar provinsi.
- Stabil untuk perjalanan jauh dan medan berat.
- Efisien per m³ bila kapasitas terisi optimal.
Keterbatasan CDD
- Biaya tol lebih tinggi (Golongan III) dan BBM lebih boros.
- Kurang luwes di akses sempit; kadang dibatasi jam operasi kota.
Perbedaan CDD dan CDE (Ringkas & Jelas)
Aspek | CDE (Engkel) | CDD (Double) |
---|---|---|
Arti | Colt Diesel Engkel | Colt Diesel Double |
Jumlah roda | 6 (1 gandar belakang) | 10 (2 gandar belakang) |
Kapasitas muatan | 2–4 ton | 5–7 ton |
Panjang | ± 4–4,5 m | ± 6–7 m |
Volume | ± 12–15 m³ | ± 24–30 m³ |
Golongan tol | Gol II | Gol III |
Konsumsi solar | 1:8–10 km/l | 1:5–7 km/l |
Biaya sewa | ± Rp700 ribu – 1,2 juta/hari | ± Rp1,2 – 2,5 juta/hari |
Rute ideal | Dalam kota/antar kota dekat | Antar kota/antar provinsi |
Kesimpulannya: CDE menang di kecekatan dan biaya, sementara CDD unggul di kapasitas dan stabilitas jarak jauh.
Kapan Pakai CDE dan Kapan Pakai CDD?
Gunakan prinsip BBBJ: Berat, Besaran volume, Jenis barang, dan Jarak.
Kondisi | Pilih CDE | Pilih CDD |
---|---|---|
Berat total | ≤ 4 ton | ≥ 5 ton |
Volume muatan | ≤ 12–15 m³ | ≥ 24 m³ |
Jenis barang | Retail ringan, paket e-commerce | Bahan bangunan, mesin, pindahan rumah besar |
Jarak | Dalam kota/antar kota dekat | Antar provinsi/lintas pulau |
Akses lokasi | Gang & jalan sempit | Jalan besar/tol |
Tips SPIL: bila lintas pulau, pertimbangkan kombinasi trucking (CDE/CDD) + kapal kontainer SPIL. Untuk volume kecil, gunakan LCL (konsolidasi per m³); untuk volume besar pilih FCL (kontainer penuh 20’/40’).
Jumlah Ban & Golongan Tol: Apa Implikasinya?
Jenis | Roda Depan | Roda Belakang | Total | Golongan Tol |
---|---|---|---|---|
CDE | 2 | 4 (1 gandar) | 6 | Gol II |
CDD | 2 | 8 (2 gandar) | 10 | Gol III |
Semakin tinggi golongan, semakin besar tarif tol dan seringkali ada pembatasan jam operasi di pusat kota (misal hanya boleh malam). SPIL memasukkan faktor ini ke perencanaan rute agar ETA tetap realistis.
Varian & Dimensi Populer (Standar Lapangan)
Varian | Panjang | Lebar | Tinggi | Volume ± | Kapasitas ± | Kegunaan |
---|---|---|---|---|---|---|
CDE Standar (Box/Bak) | 4,0 m | 1,8 m | 1,8 m | 12–13 m³ | 2–3 ton | Distribusi retail, e-commerce |
CDE Long | 4,5 m | 1,9 m | 2,0 m | 15–16 m³ | 3–4 ton | Barang volumetrik ringan |
CDD Standar | 6,0 m | 2,0 m | 2,0 m | 24 m³ | 5–6 ton | Proyek, bahan bangunan |
CDD Long | 7,0 m | 2,1 m | 2,2 m | 30 m³ | 6–7 ton | Pindahan rumah, volume besar |
CDD Reefer | 6–7 m | 2,2 m | 2,2 m | 24–28 m³ | 5–6 ton | Rantai dingin (cold chain) |
Dimensi riil dapat berbeda antar karoseri. Saat perencanaan, SPIL selalu menggunakan ukuran efektif yang aman untuk memuat dan menambat barang.
Biaya Operasional: Mana yang Lebih Ekonomis?
Ukuran lebih besar berarti biaya lebih besar tetapi biaya per m³ bisa justru lebih hemat bila CDD terisi optimal. Berikut gambaran kasar untuk rute tol 100 km:
Aspek | CDE | CDD | Catatan |
---|---|---|---|
Solar | 10–12 liter | 15–18 liter | Kecepatan & beban memengaruhi |
Tarif tol | Gol II (± Rp90–120 ribu) | Gol III (± Rp140–200 ribu) | Beda tiap ruas |
Sewa (harian) | ± Rp700 ribu – 1,2 juta | ± Rp1,2 – 2,5 juta | Musiman |
Perawatan | Lebih murah | Lebih mahal | Ban & rem |
Strategi hemat: gunakan CDE untuk distribusi ringan dan CDD bila volumenya membuat biaya per m³ lebih efisien. SPIL membantu simulasi ini otomatis di mySPIL.
Penggunaan per Sektor Industri
Sektor | Pilihan Truk | Barang Umum | Alasan |
---|---|---|---|
Retail & E-commerce | CDE Box | Karton, elektronik, fashion | Lincah, aman dari hujan |
FMCG/Cold Chain | CDE/CDD Reefer | Makanan/minuman beku | Kontrol suhu |
Proyek Konstruksi | CDD Bak Besi/Long | Semen, baja, pipa | Kapasitas & panjang bak |
Pindahan Rumah/Kantor | CDD Box Long | Perabot, kasur, lemari | Volume besar & tertutup |
Konsolidasi LCL | CDD → Pelabuhan | Muatan gabungan | Efisien untuk antarpulau |
Kubikasi & Volume Angkut (Biar Nggak Salah Hitung)
Di lapangan, orang sering fokus ke berat tapi lupa volume. Untuk barang volumetrik (ringan tetapi besar), CDE bisa cepat kehabisan ruang. Gunakan rumus sederhana:
Volume (m³) = Panjang (m) × Lebar (m) × Tinggi (m)
Contoh: 40 kardus ukuran 60×40×40 cm. Volume per kardus: 0,096 m³. Total: 3,84 m³. Masih ideal untuk CDE. Tetapi bila kardus 120×80×70 cm sebanyak 10 unit, total 6,72 m³—mulai mempertimbangkan CDD jika ada perabot besar lain.
Butuh panduan detail? Lihat juga artikel “Cara Menghitung Kubikasi Barang” di situs SPIL untuk contoh perhitungan lengkap.
Studi Kasus: Mana yang Lebih Tepat, CDE atau CDD?
Kasus 1 — Distribusi Ritel Kota
UMKM ingin mendistribusikan 2 ton produk makanan kering ke 12 toko di satu kota. Akses banyak gang sempit. Pilihan terbaik: CDE Box. Biaya tol lebih rendah, lincah, dan hemat BBM.
Kasus 2 — Pindahan Rumah 2 Kamar Antar Provinsi
Total estimasi 10–12 m³. Pilih CDD Box agar semua muat dan aman dari hujan. Bila lintas pulau, kombinasi CDD (door) → kontainer LCL → CDD (door) melalui jaringan SPIL membuat proses mulus dari rumah lama ke rumah baru.
Kasus 3 — Pengiriman Pipa 6 Ton
Perusahaan konstruksi mengirim pipa 6 ton panjang 6 meter dari Gresik ke Banjarmasin. CDE tidak cukup; solusi: CDD Bak Besi menuju pelabuhan, lalu kontainer SPIL ke tujuan. Waktu tempuh terencana, barang aman, biaya per m³ efisien.
FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Perbedaan CDD dan CDE?
Berapa jumlah ban truk CDE dan CDD?
CDE memiliki total 6 roda (2 depan, 4 belakang dengan 1 gandar). CDD memiliki 10 roda (2 depan, 8 belakang dengan 2 gandar).
CDD masuk golongan berapa di jalan tol?
Umumnya Golongan III, sementara CDE Golongan II. Golongan memengaruhi tarif tol dan beberapa aturan jam operasional di kota besar.
Apakah CDD selalu lebih mahal dari CDE?
Tarif per hari/rit lebih tinggi, namun bila muatannya penuh, biaya per m³ justru bisa lebih murah dengan CDD. Pilih berdasarkan kebutuhan.
CDD panjang berapa meter?
CDD standar sekitar 6 m. Varian CDD Long bisa mencapai ±7 m dengan volume ±30 m³.
Jenis barang apa yang cocok untuk CDE?
Barang retail, elektronik, e-commerce, dokumen, dan pengiriman yang membutuhkan mobilitas tinggi di area padat.
Jenis barang apa yang cocok untuk CDD?
Bahan bangunan, mesin, perabot besar, serta pindahan rumah menengah-besar. Untuk lintas pulau, kombinasikan dengan layanan kapal SPIL.
Siapkan Armada yang Tepat bersama SPIL
Memilih antara CDE dan CDD bukan sekadar soal ukuran truk. Ini tentang menyelaraskan ruang, biaya, dan waktu dengan tujuan bisnismu. Di SPIL, kami menyederhanakan semuanya:
- Jaringan 40+ pelabuhan yang menghubungkan Indonesia barat–timur.
- Armada terintegrasi — CDE, CDD, hingga truk kontainer 20’/40’.
- mySPIL Reloaded untuk booking, estimasi biaya, dan pelacakan real-time.
- Asuransi Magna Cargo (All Risk) agar pengiriman aman dan tenang.
Butuh bantuan memilih? Konsultasikan kebutuhanmu. kami bantu hitung kubikasi, menyusun rute, dan menyiapkan armada paling efisien.
🚀 Siap Optimalkan Shipping Bisnis Anda?
Hubungi tim kami untuk konsultasi mengenai bagaimana solusi shipping. Kami dapat disesuaikan untuk kebutuhan bisnis Anda. Cek harga sekarang dan dapatkan diskonnya (hanya 1 menit)!!!

Bahtiyar adalah Digital Marketing Manager di PT Salam Pacific Indonesia Lines. Ia memiliki ketertarikan besar pada tren terbaru di dunia shipping dan logistik, serta bagaimana teknologi dapat menghadirkan solusi lebih efisien bagi pelanggan.
Melalui tulisan-tulisan di blog SPIL, Bahtiyar berbagi wawasan, informasi terkini, dan tips praktis untuk membantu pembaca memahami perkembangan industri logistik dengan lebih mudah. Temukan lebih banyak tentang Bahtiyar di LinkedIn.